Roh pasca hidup Gilang 3 SD episode 0+284
Gilang 3 SD, 140 cm.
Hari ini Kamis Wage 7 Desember 2023, aktivitas hari ini antri di RS Hasta Husada untuk istri tercinta, alhasil ada seorang bapak yang bertanya, "Panjenengan akan ke poli atau ke lab?".
"Saya mau ke poli", ucap saya dengan tersenyum.
"Ini begini bapak, tadi saya sudah nulis di kertas itu, tapi nyonya saya ini nulis lagi, jadi dobel nama, nanti kalau nomernya sudah di saya, akan saya berikan Panjenengan. Jadi nomernya akan lebih kecil ", begitu penjelasan bapak bertopi itu yang rumahnya di Bangsri.
"Iya pak, terimakasih sekali lagi," jawabku sambil tersenyum.
Beberapa menit berikutnya saya tetap aja menulis di kertas itu dan dapat urutan nomer 27.
Saya berpamitan ke pak Bangsri itu akan keluar sebentar. Dan akupun langsung pulang. Sesampai di rumah kuceritakan pada istriku.
Kemudian akupun mandi, setelah istriku mandi duluan.
Setelah berdandan, kamipun berangkat ke RS Hasta jam 06.15. Setelah memarkir, kami menuju loket pendaftaran mencari pak Bangsri. Tidak berpikir panjang, aku memencet antrian di A... Untuk poli, dan keluarlah antrian A 37.
Dan rupanya nunggu sampai jam 08.20 an, baru dipanggil untuk finger print oleh petugasnya. Selesailah sudah administrasi di RS Hasta, tinggal nanti jam 12.00 ketemu dengan dr. Rangga.
Jam 08.30 wib datang di sekolah. Dan kulihat jadwal pengawas di jendela ruang guru, ternyata hari ini tidak ada tugas jadi pengawas.
Dan waktu longgar, tidak ada yang dikerjakan, teringatlah akan nanda ARKK.
Kuambil buku LKS yang juga berisi jelangkung lingkaran ku.
Kuambil jangkanya dan mulai kuucapkan mantra dalam hati.
Bergeraklah jangka itu berputar.
"Siapakah yang datang ini", tanyaku dalam hati.
"ARKK", jawab roh itu dengan memutar jangka (red. Jelangkung).
"Bagaimana kabarmu hari ini?", tanyaku dalam hati.
"Baik", jawaban ARKK.
"Sekarang lagi ngapain", tanyaku dalam hati.
"Santai", jawab ARKK.
"Dengan siapa saja?", tanyaku dalam hati.
Pelan-pelan tapi pasti, jangka itu bergerak menuju huruf-huruf itu satu per satu ditunjuknya, sehingga membentuk kata-kata.
"Maria, Gilang, Kiswanti", jawabnya.
"Apa tidak sekolah?, tanyaku.
"Libur", jawabnya.
"Lha ARKK apa tidak dinas?", tanyaku.
"Libur", jawabnya.
"Sekarang Gilang tingginya berapa?, tnyaku.
"140", jawab ARKK.
"Ya sudah, sampai ketemu lagi ya", jawabku.
Dan berputarlah jangka itu, pertanda roh itu meninggalkan Jelangkungnya.
Komentar
Posting Komentar